Jumat, 26 April 2013

MATERI PELATIHAN BPR MANAJEMEN PENGEMBANGAN SDM

MATERI (MODUL) PELATIHAN BPR
TEMA MANAJEMEN SUMBER DAYA MANUSIA
JENIS TRAINING BPR : 
KETERAMPILAN TEKNIS
MODUL TRAINING : 
MANAJEMEN PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIA
PENYELENGGARA TRAINING  : 
IN HOUSE TRAINING ATAU REGULER KERJASAMA ASOSIASI BPR DAERAH
  Latar belakang Pelatihan :
  Setiap perusahaan yang sukses selalu didukung oleh Sumber Daya Manusia yang memiliki kompeten di bidangnya dan motivasi yang tinggi untuk mendukung kebijakan yang ditetapkan Direksi.
  Semakin besar organisasi perusahaan maka dibutuhkan sebuah sistem SDM yang baik, sehingga akan efektif dan efisien. Sebagai informasi bahwa cost tenaga kerja BPR yang mencapai lebih dari 30% dari pendapatan operasional akan sulit mencapai ROA melampaui 5% ? Berdasarkan data Laporan publikasi BI, BPR yang mendapatkan ROA sekitar 9% s.d 12%, adalah BPR yang rata-rata mempunyai rasio biaya tenaga kerja terhadap pendapatan operasional sekitar 22% - 28%  bahkan ada yang lebih rendah lagi. Semakin kecil rasio biaya  tenaga kerja semakin besar ROA.  
  Persaingan dalam bisnis jasa keuangan semakin ketat, seluruhnya terkait dengan pengelolaan SDM perusahaan untuk bisa menjadi pemenang dan selalu eksis dalam menyiasati persaingan. Penempatan seseorang dalam sebuah team, tidak hanya didasarkan pada pengalaman kerja. Sebuah Konsep DISC Behavior Profile (Profil Perilaku), yang banyak digunakan oleh perusahaan besar dalam merekrut dan menempatkan seseorang dalam anggota tim menjadi sangat penting untuk diketahui agar tidak menempatkan orang yang salah dalam team yang baik. Tidak kalah pentingnya adalah   dalam menempatkan orang harus memperhatikan sikap (attitude) yang baik,   di samping memiliki kompetensi yang mumpuni.
  John C  Maxwell seorang ahli kepemimpinan mengatakan : “ Anda tidak dapat membentuk Tim yang Hebat tanpa anggota yang hebat”.
  Kemampuan Hebat    +   Sikap Busuk     =   Tim Buruk
  Kemampuan Hebat    +   Sikap Buruk     =   Tim Biasa
  Kemampuan Hebat    +   Sikap Biasa      =   Tim Baik
  Kemampuan Hebat    +   Sikap Baik        =   Tim Hebat
Apa Manfaat Pelatihan  :
1.  Peserta memiliki pemahaman tentang pentingnya memperhatikan pengembangan Sumber Daya Manusia agar dapat unggul dalam persaingan yang semakin ketat .
2.  Peserta memiliki pengetahuan komponen-komponen penting yang harus dikembangkan dan bagaimana mempengaruhi anggota team work untuk meningkatkan motivasi kerja.
3.  Peserta memiliki keterampilan dalam membangun team work dan mengelola SDM, sehingga menjadi sebuah team work yang solid dan unggul untuk bersama memajukan perusahaan.
Inti Materi Pelatihan  :
1.     Pentingnya MSDM diera Persaingan
2.     Masalah dan Efek negatif SDM yang tidak terkelola baik terhadap Perkembangan BPR 
3.     Aturan (Rule) Membangun Team Work yang Unggul.
4.     Karakter Perilaku dengan DISC Concept (Konsep Profil Perilaku)  
5.     Membangun Mindset  Motivation (Motivasi Cara Berfikir) Team Work
6.     Psikologi Komunikasi Antar Pribadi dalam Team Work
7.     Tipe Gaya Kepemimpinan Situasional
8.     Konflik dan Penanganannya
9.     Manajemen Waktu Metode Pareto Priority (20% effort : 80% Result)
10.  Analisa Kebutuhan Pelatihan (Training Need Analysis)
Peserta Pelatihan :
1.   Staf HRD      
2.   Kepala Bagian, Kepala Cabang    
3.   Pejabat Eksekutif
Lama Pelatihan :
Waktu yang diperlukan untuk Pelatihan Ini  adalah  1 (satu) Hari  6-7 Jam 
Penawaran Spesial :
Untuk Suksesnya Pelatihan  ini kami siap bekerjasama dengan Asosiasi seperti Perbarindo di Daerah sebagai penyelenggara.

Sabtu, 20 April 2013

MATERI PELATIHAN BPR MOTIVASI KINERJA TEAM WORK

MATERI (MODUL) PELATIHAN BPR
TEMA MOTIVASI KINERJA TEAMWORK
S
JENIS TRAINING BPR : 
SOFT SKILL DAN MOTIVASI
MODUL TRAINING : 
MERAIH SUKSES BEKERJA DAN BERKARIR DI BPR
Latar belakang Pelatihan :
Bekerja dan berkarir di Bank Perkreditan Rakyat (BPR)  adalah sebuah keputusan hidup seseorang yang meyakini bisa menjadi bagian sukses perusahaan dan dirinya sendiri sekarang dan di masa depan.
Bank Perkreditan Rakyat (BPR) merupakan jenis perusahaan jasa keuangan yang menjadi mitra setia masyarakat, dan terbukti tahan dalam menghadapi krisis moneter  di tahun 1997. Saya sendiri dibesarkan di BPR, dan sampai sekarang meskipun sudah tidak menjadi seorang praktisi BPR tetap memiliki hubungan usaha  kemitraan dengan BPR, sebab saya meyakini BPR akan terus tumbuh dan berkembang meskipun persaingan semakin ketat.
Sebagai bagian dari SDM BPR, tentunya setiap karyawan yang bekerja di BPR harus memiliki kemampuan teknis, dan motivasi yang tinggi untuk selalu meningkatkan kualitas kerjanya sehingga akan berdampak positif pada kemajuan BPR. Bekerja pada dasarnya melakukan pekerjaan yang diulang-ulang setiap hari sehingga tidak akan membuat orang dapat meningkatkan karir . Namun untuk sebagian karyawan yang memiliki impian mendapatkan karir terbaik di BPR tentu selalu memiliki motivasi yang tinggi untuk menambah pengetahuan dan keterampilannya agar jika terdapat peluang ia bisa terpilih menempati posisi yang dibutuhan perusahaan.   
Tema pelatihan ini saya buat untuk meningkatkan loyalitas bekerja karyawan dengan membangun motivasi diri, kemauan berubah dari yang belum baik menjadi baik dan dari yang sudah baik menjadi lebih baik lagi dengan meningkatkan kualitas passion (kesukaan dalam pekerjaan yang ditekuni) dan belief (kepercayaan) untuk sukses bekerja dan berkair di BPR. Di samping   itu, setiap karyawan adalah bagian dari  team work , dalam hal ini mereka harus memahami apa saja yang sebaiknya dilakukan agar bisa memberikan kontribusi terbaik kepada BPR.
Tema pelatihan ini cocok untuk acara Gathering atau untuk membangun spirit kerja dengan membangun mindset (pola pikir) yang positif dalam mencapai sukses sesuai dengan bidang pekerjaannya. Cocok juga untuk difokuskan kepada bagian Marketing dan Front Office Staff yang menjadi ujung tombak pelayanan BPR.
Apa Manfaat Pelatihan  :
1.   Peserta memiliki pentingnya loyalitas dalam bekerja di BPR  agar   memiliki masa depan yang bisa mensejahterakan hidupnya.
2.   Peserta memiliki rasa memiliki untuk memberikan kontribusi terbaik kepada BPR sebab ia meyakini bisa meningkatkan karir di BPR
3.   Peserta memiliki pemahaman mengenai pentingnya memiliki Mindset Positif agar kinerja meningkat.
Inti Materi Pelatihan  :
1.   Perbedaan Berkarir dan Bekerja BPR
2.   Menjelaskan Enam Pilar Sukses Bekerja di antaranya : Kebutuhan, Keinginan, Impian, Passion (Kesukaan).
3.   Menjelaskan Lima Prinsip Penting yang wajib dimiliki Karyawan untuk bisa sukses berkarir  di BPR di antaranya :
      Memiliki Attitude (sikap) positif, Kompetensi Teknis, Memahami Tipe Kepribadian.
4.   Rahasia 7  Esensi Sukses menjadi Bagian Team Work. 
5.   Mengelola Mindset (Pola Pikirf) untuk produktivitas kerja.
 
Peserta Pelatihan :
1.   Staf Marketing dan Front Office
2.   Staf Back Office
3.   Kabag dan Pejabat Eksekutif
Lama Pelatihan :
Waktu yang diperlukan untuk Pelatihan Ini  adalah 7 (Tujuh) Jam
MATERI (MODUL) PELATIHAN BPR
TEMA MOTIVASI KINERJA TEAM WORK
S
JENIS TRAINING BPR : 
SOFT SKILL DAN MOTIVASI
MODUL TRAINING : 
 MENINGKATKAN PRODUKTIVITAS TEAM WORK
Latar belakang Pelatihan :
Dalam menghadapi persaingan yang semakin ketat, maka seluruh karyawan BPR harus saling bahu membahu dalam sebuah Team Work  yang unggul dan produktif.
Team Work di BPR meliputi gabungan seluruh bagian Marketing, Penagihan, Front Officer    dan Back Office yang ada dengan mengoptimalkan fungsi pekerjaannya masing-masing dengan memiliki tujuan yang sama yaitu memberikan pelayanan yang memuaskan kepada nasabah sehingga akan memberikan efek positif terhadap kemajuan usaha BPR sekarang dan di masa depan.
Sebuah Team Work yang produktif di antaranya harus didukung oleh individu-individu yang tepat sehingga akan memberikan kontribusi yang besar kepada perusahaan.
Menurut John C Maxwell terkait dengan Team Work yang Unggul menyebutkan bahwa :
-  Orang yang keliru di tempat yang keliru adalah Kemunduran
-  Orang yang keliru di tempat yang tepat adalah Frustrasi
-  Orang yang tepat di tempat yang keliru adalah Kebingungan
-  Orang yang tepat di tempat yang tepat adalah Kemajuan
-  Orang yang tepat di tempat tempat yang tepat adalah Pelipat Gandaan Kemajuan
Sebuah Team Work yang produktif harus didukung oleh anggota yang hebat. Dalam mengumpulkan anggota-anggota tim yang cakap, hanya ada dua pilihan : melatih atau mengganti mereka. Dengan melatih maka kemampuan mereka akan semakin meningkat dalam team work dan mereka yang tidak produktif harus diganti agar team work menjadi produktif. Ingat, anggota team work yang tidak produktif akan mengakibatkan inefisiensi bagi BPR dan akan menghambat pertumbuhan BPR secara keseluruhan. Agar Anggota Tim Produktf harus dipastikan seluruh Anggota memiliki keyakinan yang tinggi dan membuang semua masalah diri yang membelenggu sukses.
Apa Manfaat Pelatihan  :
1. Peserta dapat memiliki pemahaman pentingnya peran mereka dalam mendukung kinerja Team Work yang produktif
2. Peserta dapat mengelola passion (kesukaan) yang dimiliki untuk  bisa menjadi bagian Team Work yang produktif
3. Peserta dapat memiliki pemahaman mengenai cara melakukan perubahan yang tepat untuk melepaskan diri dari belenggu pikiran yang selama ini telah menghambat kesuksesan dalam bekerja.
Inti Materi Pelatihan  :
1.   Peran Team Work di BPR dalam mencapai Goal
2.   Tiga Tipe Karyawan dan Kontribusinya Kepada Perusahaan
3.   Kriteria Team Work Produktif  di antaranya : 
      Orang yang Tepat pada Posisi yang Tepat, Komunikasi dalam Team Work, Konflik Konstruktif
4.   Test Passion (Kesukaan) Untuk Meningkatkan Kinerja
5.   Kunci Sukses Menjadi Anggota Team Work yang Produktif
6.   Menghilangkan Mitos  atau Belenggu Pikiran Penghambat Sukses
Peserta Pelatihan :
1.   Staf Marketing dan Front Office
2.   Staf Back Office
3.   Kabag dan Pejabat Eksekutif
Lama Pelatihan :
Waktu yang diperlukan untuk Pelatihan Ini  adalah 7 (Tujuh) Jam

HATI-HATI PENYABOTASE SUKSES ANDA

WAJIB DIBACA UNTUK ANDA YANG INGIN SUKSES


PENYABOTASE SUKSES ANDA   
Oleh : Wangsit Supeno
 


“Kejadian-kejadian dalam hidup kita bukanlah yang membentuk hidup kita, tetapi pikiran kitalah yang memberikan arti bagi setiap kejadian yang terjadi dalam hidup kita” (Anthony Robbins)


Tulisan ini sengaja saya buat untuk mengingatkan saya, dan pembaca yang budiman untuk serius memperhatikan bahwa salah satu penyebab utama seseorang belum mencapai sukses sesuai yang diinginkan disebabkan karena “ada bagian yang menyabotasi keinginan sukses tersebut”.

Ketahuilah bahwa kita adalah sebuah Masterpiece atau Mahakarya dari Sang Khalik pencipta alam semesta. Kita berasal dari satu sel sperma “Pemenang” yang berhasil  berjuang keras melawan sekitar 200 – 400 juta sel sperma aktif lainnya yang siap menyingkirkan diri kita. Pada akhirnya saya dan Anda adalah pemenangnya sehingga bisa menghirup aroma mawangi dunia.

Sejak lahirpun kita adalah Pemenang dan sebuah hal yang pantas tumbuh subur dalam diri kita untuk bisa menjadi sukses sepanjang hidup dan bisa menjadi bekal di alam yang lebih abadi.
“Para pemenang mempunyai kebiasaan untuk menciptakan ekspektasi-ekspektasi positif sebelum hal itu terjadi”  (Brian Tracy)

Dari pakar motivasi yang saya pelajari, maka sukses bisa terbagi dalam beberapa bagian yaitu :
1.  Sukses dalam hal Materi
2.  Sukses dalam hal Karir
3. Sukses dalam hal Religi
4. Sukses dalam hal Intelektual
5. Sukses dalam hal Cinta

Para pakar motivasi juga mengatakan bahwa untuk mencapai sukses kita diminta menulis Goal (tujuan) yang memenuhi komponen Spesifik, Bisa terukur, Bisa dicapai, Realistis, Memiliki batasan waktu bahasa kerennya SMART.  

Pembaca yang budiman, ada yang menarik tentang satu komponen dalam mencapai Goal yaitu “Bisa Dicapai”,  ini yang kadang menjadi sulit di jadikan kenyataan, sebab berhubungan dengan Mindset (pola pikir) yang mempengaruhi seseorang dalam mencapai goal tersebut. Bicara soal Mindset maka tidak lepas dari yang namanya Pikiran (Mind). Bahwa pikiran merupakan sebuah kekuatan dahsyat yang akan menjadi seseorang sukses atau tidak itu sudah jelas adanya. Seseorang yang memiliki Mindset (Pola Pikir) positif, akan mempengaruhi perilaku, tindakan yang mengarah pada hal positif sesuai rencana tujuan yang telah ditetapkan. Dengan Mindset positif akan menghasilkan Goal sesuai dengan yang teah direnacanakan.

Permasalahannya, mengapa saya atau seseorang yang telah bekerja keras mewujudkan keinginan suksesnya, tetapai belum juga bisa tercapai ? Apakah dengan mudah kita menyalahkan nasib ? lalu pasrah dan berserah diri ketika sesungguhnya Tuhan menilai saya atau seseorang itu belum melakukan upaya yang “Tepat” disamping kerja keras ? Inilah yang menjadi pikiran saya dan banyak orang yang menginginkan impian suksesnya bisa tercapai.
Saya pelajari banyak literatur, dan nasehat guru-guru motivator dan mengevaluasi perjalanan hidup saya, lalu saya mendapatkan kunci permasalahannya yaitu, bahwa di dalam diri saya dan setiap orang “Ada yang menyabotasi keinginan sukses itu”, dan jka itu terus berlangsung akan menjadi maslaah mental yang disebut dengan Mental Block seumur hidup. 

Mohon tidak berfikir negatif kepada orang sekitar Anda sebab belum tentu yang menyabotase adalah mereka. Lalu siapa dong ?
 
Siapa yang Menyabotase Pikiran Sukses ? Dan apa maksudnya ia Menyabotase ?

Pembaca yang budiman, setiap orang yang memiliki impian, dan kesungguhan atas keinginan sukses dalam dirinya, maka seharusnyalah bertindak habis-habisan menurut versi dirinya. Uniknya meskipun sudah bertindak habis-habisan tetapi belum bisa menemukan sukses baik dalam hal karir, kesehatan, kebahagiaan, intelektual (kuliah), religi, dan percintaan sesuai dengan harapannya.

Contoh, seorang Saf Marketing  bank yang merupakan ujung tombak dalam memasarkan produk, setiap diarahkan pimpinan karena kinerjanya tergolong rata-rata, selalu mengakhir dengan kalimat, “saya akan meningkatkan pencapaian target pelemparan kredit dan NPL saya bulan ini”. Pada faktanya, sekalipun ia memiliki keinginan dan telah bekerja keras melakukan marketing dan monitor, tetapi dirinya tidak mencapai target yang diharapkan perusahaan meskipun tidak juga terlalu rendah, sehingga bisa digolongkan sebagai Staf Marketing kelas rata-rata.

Saya mencoba melacak apa penyebab ia memiliki kualitas kerja seperti itu. Akhirnya saya menemukan sebuah masalah yang telah menyabotase sukses dirinya dalam mencapai target kerjanya, ia memeang prinsp yaitu “Kalau nasabahnya banyak dan besar-besar saya kuatir kredit bermasalah yang saya hadapi juga besar, sehingga kenyamanan mendapatkan insentif  terganggu”.

Analisis Masalah :
1. Pihak yang mensabotase sukses Staf Marketing tersebut dalam bekerja adalah “Bagian Dirinya Sendiri” saya ulangi “Bagian Dirinya Sendiri”. Jadi pertanyaan siapa yang mensabotase sukses saya dan Anda selama ini adalah “Bagian Diri Kita Sendiri”.
2. Sabotase itu dalam bentuk “Kekuatiran akan kegagalan dalam memelihara Rekening Kredit Nasabahnya sehingga akan terancam pengurangan insentif yang selama ini diterima”. Ia lebih memilih rata-rata toh tidak diberhentikan tetapi dia sendiri nyaman.
3.  Ada sebuah konflik batin dalam diri Staf Marketing tersebut disisi lain ia ingin sukses tetapi di sisi lain ia tidak ingin menghadapi masalah dari apa yang dikerjakan dan sudah nyaman dengan apa yang sudah diperoleh.
4.  Konflik batin ini kemudian dicocokkan dengan situasi dan kondisi yang ada plus masukkan dari rekan-rekan maka keyakinan itu menjadi sugesti sebuah pembenaran bagi dirinya tidak melakukan aktivitas yang optimal untuk mewujudkan komitmennya seperti yang disampaikan kepada atasannya.
5.  Dalam ilmu pikiran, bahwa apa yang divisualisasikan dan sangat diinginkan begitu kuat dalam diri seseorang maka akan berlaku Law Attraction atau Hukum Alam yang akan merealisasikan apa yang dipikirkannya itu. Maka karena Staf Marketing mevisualisasikan rasa nyaman jika tidak melempar kredit yang besar maka terwujud, dan itu akan terus terulang jika sang penyabotase tidak dibereskan.
6.  Sang penyabotase ini sebebanarnya sangat baik yaitu untuk melindungi Staf Marketing tersebut dari risiko permasalahan yang besar jika terjadi macet maka akan merepotkan dirinya, dan melindungi dirinya dari ketidak nyamanan jika banyak yang bermasalah ia tidak akan memperoleh insentif. Namun yang jadi masalah adalah Sang Penyabotase telah menjadikan diri seseorang tidak memiliki gairah atau semangat untuk meneruskan mengatasi masalah, mencari solusi, agar kreditnyanya tetap banyak tetapi berkualitas atau masalahnya kecil sehingga kenyamanan mendapat Insentif semakin besar.
7. Pelatihan yang ia ikuti terkait kompetensi atau kemampuan bekerja tak akan ampuh merubah hasil secara signifikan, disinilah perlunya pelatihan yang memberikan ilmu Mental Therapy baik salah satunya dengan metode Emotional Freedom Technique (EFT) seperti yang saya pelajari dari Adi W Gunawan seorang pakar Mind Technologi dan Transformasi Diri, atau metode Instant Change Technique (ICT) yang saya pelajari dari Ariesandi Setyono seorang Peak Performance Coach, atau dengan cara Hypnosis yang akan membantu seseorang dapat melepaskan “sang penyabotase” dan setelah itu dilakukan pemrograman pikiran bawah sadar dengan sugesti positif sepanjang adanya “Niat” dan “Menyetujui” untuk dilakukan therapy mengatasi masalah mental tersebut.

Pembaca yang budiman, bagian yang melakukan sabotase atas pencapaian keinginan sukses seseorang itu berbentuk perasaan atau emosi negatif yang tersimpan dengan manis di dalam pikiran manusia dan 90% mempengaruhi cara berfikir seseorang yaitu “Pikiran Bawah Sadar (Subconcious Mind)”. Fungsi pikiran bawah sadar di antaranya adalah menyimpan data memori dan penyimpan emosi.

Kabar buruk tentang pikiran bawah sadar adalah, pikiran bawah sadar selalu menghasilkan pikiran negatif dan bersifat Homeostatis sebuah sifat yang mengakibatkan orang malas dan berat untuk melakukan perubahan terlebih kalau perubahan itu dapat mengganggu kenyamanan hidup. Meskipun maksudnya baik untuk memproteksi diri dari hal-hal yang tidak nyaman, tetapi ini akan menjadikan konflik batin sebab berlawanan dengan keinginan mencapai sukses itu sendiri.

Mohon diingat baik-baik : “Motivasi seperti apapun yang diberikan kepada seseorang untuk melakukan perubahan (change) hanya akan berdampak temporer saja, jika Emosi Negatif yang memunculkan “belief (keyakinan) negatif” tidak dibereskan”.
  
“Perubahan itu menyakitkan. Ia menyebabkan orang merasa tidak aman, bingung dan marah. Orang menginginkan setiap hal seperti semula, karena mereka ingin hidup yang mudah”                              
(Richard Marcinko).