Minggu, 23 Oktober 2011

LAYANG-LAYANG CINTA

LAYANG-LAYANG CINTA
By  Wangsit Supeno




           Setiap pribadi yang normal pasti merasakan jatuh cinta. Namun setiap pribadi memiliki cara yang berbeda dalam mengelola perasaannya tentang cinta. Pada umumnya pria menikahi wanita diawali dengan cinta, sebab pria tidak bisa hidup dengan orang yang tak dicintai minal disukai. Pria menikahi wanita secara umum karena adanya ketertarikan fisik, setelah itu baru mengenal pribadinya. Sebaliknya wanita masih bisa menduakan soal fisik dan cinta, karena faktor yang paling utama adalah bisa memahami perasaannya saat menjalin kasih. Bahkan ada wanita yang bisa hidup bersama walau awalnya tanpa cinta karena terbelenggu masa lalu yang disebut cinta pertama, meski dimulai dengan keterpaksaan lambat laun toh ia menemukan cinta dari sosok pria yang mendampingi hidupnya, dan berharap ia bisa menjadikan pria yang mendampinginya sebagai penjaga hatinya disaat gelisah dan mememluknya saat membutuhkan kedamaian hati. Namun sayang kadang harapan si wanita kandas ketika si pria menganggap wanita hanya sebagai teman hidup bukan pendamping hidup yang tujuannya sesaat bukan untuk mencapai kebahagiaan bersama keluarga hingga akhir hayat. Maka si wanita mulai membandingkan pasangannya dengan sosok masa lalu, dan mencoba mencari pria lain yang memiliki kemiripan sosok masa lalunya di masa kini. Dan yang paling berbahaya adalah sosok masa lalunya muncul disaat hatinya kosong, maka bisa menciptakan malapetaka bagi kebahagiaan keluarga yang dibinanya saat ini.

          Beruntunglah wanita yang pada akhirnya bisa menemukan cinta pria yang sangat pengertian dan memahami dirinya seperti apa adanya, meski semua itu harus melalui proses penyesuaian pribadi dalam waktu yang cukup lama, memerlukan tetesan air mata dan kesabaran tingkat tinggi. Apapun pria mendambakan wanita yang kokoh hati dan cintanya, sehingga dapat menjadikan pria terhormat meski kadang harus jatuh ke lobang yang salah. Uluran cinta wanita yang tulus akan mampu membangkitkan sosok pria yang rapuh menjadi pria yang kembali menemukan makna cinta yang sesungguhnya dari seorang wanita yang setia mendampingi dalam suka dan duka hingga akhir menutup mata.
          Saya memang bukan pujangga cinta, dan bukan pria romantis jika bisa menulis artiket cinta ini dengan lancar. Saya hanya belajar dari apa yang saya lihat, alami dan perhatikan sehingga saya menganalogikan sebuah hubungan cinta antara pria dan wanita seperti sedang bermain layang layang. Wow mengapa demikian ? oke, saya akan uraikan sebagai berikut :


Pertama,
Anda coba analogikan pria dalam bercinta sebagai layang-layang dan wanita adalah yang memainkan layang-layang itu. Mengapa demikian ? karena pria dalam sebuah hubungan adalah pemimpin yang semakin lama semakin tinggi kedudukannya. Sedangkan wanita setinggi apapun pria, tetap di bawah posisinya yang harus menatap sang pria tetapi ia adalah pengendali cinta. Ingat wanita ditakdirkan sebagai sosok yang kuat, dan ia siap memainkan layang-layang dengan benang cinta kasihnya.

Kedua,
Nah, karena wanita tugasnya menerbangkan layang-layang agar terbang tinggi, maka diperlukan benang yang kokoh dan panjang, mengapa demikian ? benang yang mudah rapuh dan pendek bisa menyebabkan layang-layang bermasalah tersangkut di atas pohon atau rumah dan sulit diambilnya, manakala angin kencang menerpa dan menjadikan layang-layang oleng ke kanan dan oleng ke kiri tetapi tidak bisa diulur dan dimainkan.  Sebaliknya bila menggunakan benang yang terlalu besar ukurannya maka akan menjadikan layang-layang sukar terbang dan melelahkan. Jadi gunakanlah benang yang kuat dan panjang sesuai dengan ketinggian yang akan dicapai layang-layang.  Benang itu saya sebut sebagai benang cinta kasih yang ditanam wanita di hati pria yang tumbuh diawal hubungan sebagai modal awal cinta keduanya.

Ketiga,
Ketinggian yang akan dicapai layang-layang sebagai analogi seorang pria yang mapan dan saya sebut sebagai bentuk “kestabilan jalinan cinta dan kesuksesan karirnya”. Saya mengabaikan ukuran dan bentuk layang-layang, sebab sudah kodratnya pria itu ada yang bertubuh kurus, sedang atau gendut atau besar no problem. Pokoknya layang-layang dan dia harus bisa terbang, dan yang menerbangkan adalah wanita yang mendampinginya.

Keempat,
Wanita yang tangguh tahu benar caranya menerbangkan layang-layang, dan butuh kesabaran. Layang-layang bisa saja gagal terbang karena angin yang tidak kuat dan salah arah. Si wanita tetap memotivasi layang-layang agar tidak kecewa dan mencoba mencari posisi yang pas untuk menemukan arah angin atau mencari tempat yang agak tinggi dan lapang agar layang-layang bisa diterbangkan. Kondisi ini saya sebut sebagai kondisi pancaroba di mana si layang-layang harus bisa memahami si penerbangnya, begitu sebaliknya dan keduanya sama-sama mencari hal-hal yang menghambat naiknya layang layang, bukan saling menyalahkan.

Kelima
Layang-layang yang terbang rendah biasanya mudah goyang diterpa angin, dan bisa tersangkut di atas pohon atau atap rumah orang lain. Saya menganalogikan pohon atau rumah sebagai pengalih cinta yang telah dijalin. Karena bila ada wanita lain yang membantu layang-layang itu terlepas dari pohon dengan cara memotong benang cinta wanita yang telah menerbangkannya semula, maka jalinan cinta dan kestabilan cinta akan kandas, karena ada  wanita lain yang menurut sang pria lebih pandai dalam meninggikan layang-layang cintanya.

Karenanya sebelum layang-layang “singit” atau oleng kanan oleng kiri diterpa angin yang tidak tentu arahnya, segera ulurkan benang cintamu wahai wanita dan tarik ulurlah benangnya, segera cari posisi dan arah angin yang pas agar  layang-layang  terus terbang tinggi hingga mencapai titik kestabilan baik dalam cinta dan karir.

Keenam
Jika layang-layang sudah terbang tinggi semakin tinggi maka arah angin semakin jelas dan layang layang menemukan kestabilan dalam cinta dan karir. Maka sang wanita dapat mengikat benang cintanya pada tiang yang kokoh dan sekarang nikmatilah secangkir teh manis hangat, karena walau ditinggal shoping dan jalan-jalan layang-layang tetap stabil dan tetap terarah pada benang cintanya, termasuk karirnya pun sudah semakin mapan. Selamat hai wanita yang telah menempatkan posisi layang-layang pada tempat yang terhormat, karena layang-layang tidak akan pernah lagi menginginkan adanya wanita lain yang mencoba menggoda untuk menerbangkan layang-layangnya. Tetapi ingat, tidak tertutup kemungkinan awan dan mendung tiba, maka siwanita harus segera menurunkan layang-layang dengan cara yang lembut agar tetap terjaga keutuhannya, dan ketika hari cerah terbangkan lagi dengan cara yang lebih mudah, karena si wanita sangat kenal sekali karakter sipria, sehingga walau layang-layang sulit terbang kestabilan cinta tetap terjaga hingga akhir hayat.

Salam Super Dahsyat